Dosen UNAIR: Jangan Mudah Terkecoh Dengan Influencer Saham

    Dosen UNAIR: Jangan Mudah Terkecoh Dengan Influencer Saham
    Ahmad Fadlur Bayuni menyampaikan materi tentang memilih saham menggunakan analisis fundamental (Foto: Dokumentasi Pribadi)

    SURABAYA – Ahmad Fadlur Bayuni, akademisi sekaligus dosen FEB UNAIR, membagikan cara memilih saham yang baik dan benar dalam webinar Ekis Goes to School pada Sabtu (10/9/2022) via zoom meeting. Dalam penjelasannya, Bayuni menggunakan analisis fundamental untuk mengukur nilai intrinsik suatu perusahaan. Itu untuk membaca laporan keuangan, prospektus perusahaan, dokumen, serta berita-berita lain yang mendukung.

    “Saya harus betul-betul menelaah sebelum membeli perusahaan tersebut, ” katanya.

    Analisis itu juga dilakukan mulai lingkup luas, analisis ekonomi; lingkup menengah, analisis industri; hingga lingkup sempit, analisis perusahan. Analisis tersebut penting di tengah banyaknya influencer saham.

    “Influencer ini sangat banyak ya apalagi di Youtube. Saya lihat adik-adik belajar di Youtube kalau ada yang mendorong temen-temen untuk membeli saham tertentu,  nah, ini influencer namanya, ” ujarnya.

    Influencer dan Saham

    Di mata influencer, saham sama seperti produk jual beli lainnya. Bayuni resah dengan cara influencer memasarkan suatu saham.

    “Banyak janji yang ditawarkan dari yang masuk akal hingga tidak masuk akal. Nah, bahayanya yang tidak masuk akal ini. Padahal produk yang mereka jual tidak sesuai dengan value-nya, ” katanya

    Bayuni juga menjelaskan pemikiran Warren Buffet tentang analisis fundamental yang digunakan hingga kini. Pertama, berinvestasilah sebagai owner, bukan trader. Kedua, memerhatikan nilai intrinsik perusahaan dan manajemennya. Ketiga, memilih bisnis yang sudah dikuasai dan memiliki business advantage.

    Tips Saham

    Pada sesi tanya jawab, Bayuni memberikan tips membeli saham bagi pemula. Bayuni merekomendasikan membeli saham suatu perusahaan yang produknya terkenal di masyarakat.

    “Pilihlah perusahaan yang memiliki akuisisi pasar yang besar. Artinya produk mereka sudah terkenal di masyarakat. Misalnya Astra, Unilever, itu, produk mereka sudah di mana-mana, ” ujarnya.

    Bayuni mengatakan perusahaan terkenal memiliki likuiditas tinggi yang merupakan elemen penting dalam menilai perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas tinggi berarti investor semakin banyak membeli saham .

    “Semakin likuid perusahaan maka semakin kuat support dan resistance-nya. Harga saham tidak akan kurang atau melebihi itu (support dan resistance, Red). Jadi ketika terjadi krisis ekonomi harga saham akan relatif stabil, ” tutupnya.

    Penulis: Muhammad Mu’afa Rahman

    Editor: Feri Fenoria

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    FEM FIB UNAIR Gelar Sekolah Organisasi,...

    Artikel Berikutnya

    ITS Dorong Publikasi e-Book Bersama Arasoft...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Lulus S3 1,5 Tahun: Siapa Bilang Pendidikan Harus Lambat?
    Hendri Kampai: Kelulusan Bahlil adalah Inspirasi Suatu Pencapaian
    Hendri Kampai: Indonesia Dikuasai Oligarki, Jangan Sampai Rakyat Merasa Dijajah 'Kumpeni' Zaman Now
    Hendri Kampai: Kekuasaan, Kesempatan untuk Berbuat Baik atau Kezaliman yang Menghancurkan
    Babinsa Koramil 0830/02 Semampir Bantu Warga Lewat Karya Bakti Perbaikan Rumah

    Ikuti Kami