One Health Butuh Sosok Pemimpin yang Memiliki Visi Bersama

    One Health Butuh Sosok Pemimpin yang Memiliki Visi Bersama

    SURABAYA – One health merupakan inisiasi kolaborasi bidang kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan dalam mewujudkan kesehatan global. Terutama dalam menjawab isu ancaman bencana biologi masa depan yang dapat mengganggu kesehatan secara global, baik faktor alam maupun buatan seperti Antimicrobial Resistance (AMR), emerging and reemerging diseases (EID/Re-EID), dan bioterrorism.

    Pakar Kedokteran FK UNAIR Dr dr Budi Utomo M Kes mengungkapan dalam mencapai tujuan kesehatan global, perlu ada persamaan arah gerak antara kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan. Sehingga nanti cita-cita tersebut menjadi kenyataan.

    Namun hingga saat ini tujuan tersebut belum dapat tercapai. Salah satu hambatan terbesar adalah kebijakan antara pemerintah dan otoritas kesehatan belum sejalan. Perlu ada komunikasi lebih lanjut untuk mengembangkan hal tersebut.

    “Kenapa belum bisa mencapai goals, karena belum ada political will yang mengedepankan itu, ” ungkapnya dalam kelas kelima One Health Student Club (OHSC) batch III Universitas Airlangga oleh ADP-OHCC.

    Dokter Budi berharap pemerintah dan pemangku kepentingan kesehatan dapat 

    berimprovisasi dan berkolaborasi memberikan suatu umpan balik positif. Sehingga kepentingan kesehatan dan pemerintah akan berjalan bersamaan dalam satu harmoni.

    “Pada tingkat pemangku kepentingan untuk kolaborasi (kesehatan, Red) menjadi sangat penting. Bisa mulai mendorong penelitian kolaborasi, ” tuturnya.

    Kelas OHSC kelima dengan pemateri Dr. dr. Budi Utomo, M.Kes. pada Sabtu (7/9/2022) (Sumber: Instagram @adprohcc)Strategi

    Dalam mengemban visi misi bersama, Budi mengatakan perlu ada sosok pemimpin yang dapat mengoordinasikan one health. Dengan kriteria seseorang yang dapat berpikir sistemik dalam mengambil keputusan bersama. Termasuk menurunkan ego sektoral agar mendapat posisi yang adil di setiap lini kesehatan.

    “Seluruh bidang kesehatan dapat menjadi pemimpin dalam One Health. Namun, perlu ada sosok yang berpikir sistemik untuk pengambilan keputusan secara kritis, ” kata Budi Utomo melalui pemaparannya pada Sabtu (3/9/2022) secara daring melalui platform zoom meeting.

    Selain itu, strategi dalam melakukan berbagai pertimbangan sebagai pemimpin sangat penting. Perlu dilakukan identifikasi dan pertimbangan matang agar permasalahan dapat dipecahkan dengan solusi yang terbaik.

    “Langkah pertama harus mengidentifikasi masalah,  list detail kecil faktor penyebab dan pendorong masalah menjadi pilihan untuk dipelajari dan dipertimbangkan. Tahap krusial adalah pemimpin harus membuat keputusan dengan kepala dingin, ” jelasnya.

    Penulis:azhar burhanuddin

    Editor:Feri Fenoria

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Wujudkan Tertib Berkendara Danramil 04 Sukolilo...

    Artikel Berikutnya

    Intip Kiat Berkarir di Bidang IT ala CEO...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Dandim 0830/Surabaya Utara: Kerja Sama Lintas Sektoral Kunci Keamanan Libur Akhir Tahun
    Hendri Kampai: Perlawanan Rakyat atas Ketidakadilan, Indonesia Menghadapi 'Vigilante Virtual'
    Hendri Kampai: Menakar Kinerja KPK Memberantas Korupsi, Sebuah Refleksi Angka dan Realita
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Antara Janji dan Realisasi
    Sinergi TNI-Polri dalam Mediasi Permasalahan Warga Berbuah Hasil Positif

    Ikuti Kami