SURABAYA – Universitas Airlangga akhirnya resmi menyambut 101 mahasiswa program internasional secara offline setelah pandemi Covid-19, dua tahun. Wakil Rektor Bidang Akademik, Mahasiswa, dan Alumni (AMA) Prof Dr Bambang Sektiari Lukiswanto DEA DVM memimpin langsung penyambutan dan pengenalan itu di Ruang Majapahit, Lantai 5, ASEEC, Kampus Dharmawangsa-B UNAIR pada Jum’at (9/9/2022).
Sebanyak 101 mahasiswa internasional tersebut merupakan peserta enam program UNAIR. Yakni, Academic Mobility Exchange for Undergraduate and Master at Airlangga(AMERTA) XVII; Short program; Airlangga Development Scholarship (ADS); International Undergraduate Program (IUP); Internship; dan Kemitraan Negara Berkembang (KNB).
Perinciannya, 23 mahasiswa merupakan peserta AMERTA; 16 peserta Short Program; 4 peserta Internship; 9 peserta KNB; 27 peserta IUP; dan 30 peserta ADS. Seluruh mahasiswa internasional itu akan mengikuti rangkaian program secara offline.
Baca juga:
10 Orang Terkaya di Dunia versi Forbes
|
Prof Bambang secara langsung memberikan sambutan dan ucapan selamat datang kepada mahasiswa internasional tersebut. Ia juga memperkenalkan tentang hal-hal terkait UNAIR, salah satunya penekanan pada moto UNAIR, yakni Excellence with Morality.
“Kami (UNAIR, Red) berharap saudara semua selalu mengimplementasikan moto tersebut di setiap studi saudara pada semester ke depan, ” katanya.
Sesi foto bersama seluruh peserta program internasional UNAIR di Ruang Majapahit, Lantai 5, ASEEC, Kampus Dharmawangsa-B. (Foto: Imam Ariadi)
Selain itu, Prof Bambang mendorong semangat mahasiswa internasional untuk menjadi adapatif. Termasuk mendorong adanya komunikasi dan diskusi kolektif antar-lintas budaya sehingga dapat memecahkan masalah yang kian kompleks dewasa ini.
“Juga ke depan, saudara bisa membuat memori indah dengan segudang pengalaman dan budaya yang akan saudara temui di sini, ” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu pula, Airlangga Global Engengment (AGE) selaku penyelengara turut berkolaborasi dengan International Students Assosiation (ISA). Yakni, sebuah asosiasi bagi mahasiswa internasional. Di dalamnya, mahasiswa internasional dapat berinteraksi dan berkolaborasi. Terutama berkaitan dengan bahasan mengenai isu pendidikan, budaya, dan sosial.
Kesan Mahasiswa
Sementara itu, sejumlah mahasiswa internasional turut menyampaikan kesan dan testimoni mereka selama di UNAIR, sebelumnya. Di antaranya, disampaikan Mohammad Morai, mahasiswa internasional Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Maju dan Multi-disiplin (FTMM).
Morai menyampaikan begitu terkesan dengan pengalaman-pengalaman yang dirinya dapatkan saat belajar di UNAIR. Termasuk saat berada di lingkungan kampus UNAIR. Ia merasakan adanya banyak keunikan.
“Aku sangat senang belajar di UNAIR. Sangat bagus, dosen-dosen sangat professional. Membantu saya setiap hal. Terutama juga AGE yang juga banyak membantu, ” kenangnya.
Mohammad Morai, mahasiswa internasional Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Maju dan Multi-disiplin (FTMM) saat menyampaikan kesan. (Foto: Imam Ariadi)
Morai juga bercerita bahwa dirinya telah mengikuti pelatihan berbahasa Indonesia selama setahun di Pusat Bahasa dan Multi-Budaya UNAIR. Tak lupa ia juga menyampaikan terima kasih atas kesempatan sehingga bisa belajar di UNAIR dan bertemu dengan mahasiswa lain dari berbagai dunia.
Perlu diketahui, 101 mahasiswa program internasional UNAIR itu berasal dari berbagai negara di dunia. Mulai dari benua Asia, Eropa, dan Afrika. Negara asal para mahasiswa itu, antara lain, Malaysia, Kamboja, Taiwan, Afganistan, Pakistan, Belanda, Prancis, Belgia, Slovakia, Polandia, Kroasia, Slovenia, Italia, Republik Ceko, dan Serbia. Termasuk dari kawasan afrika, yakni Nigeria, Sierra Leone, dan Tanzania.
Penulis: Sintya Alfafa
Editor: Feri Fenoria